Cara mudah untuk memindahkan aplikasi android ke SD card tanpa root yaitu:
1) pastikan komputer anda sudah terinstall Samsung Kies
2) masuk ke setting>> Applications>> Development>> Centang USB Debugging
3) Download Move To SD dan kemudian ekstrak pada komputer anda
4) hubungkan ponsel anda ke PC dengan kabel USB
5) Jalankan file "Enable Move to SD.bat"
6) Selesai.
7) Anda bisa memindahkan aplikasi yang sebelumnya ada di Phone Memory ke SD Card, dengan cara menuju ke setting aplikasi, kemudian Move to SD Card untuk memindahkan aplikasi tersebut ke SD Card Android anda.
Selamat Mencoba!
hidup itu tidak mudah
mari kita buat hidup kita menjadi mudah dengan cara berbagi.. ^_^
Thursday 11 October 2012
Pelapukan
Batuan sebagai bahan
dasar pembentukan tanah mengalami proses pelapukan baik secara fisik, kimia
maupun biologis sehingga batu-batuan terdesitegrasi menghasilkan bahan induk
lepas-lepas. Selanjutnya pelapukan dan dekomposisi akan mengurai bahan induk
tanah yang dapat menjadi tubuh tanah.
Batuan induk yang berbeda mempunyai komposisi mineral yang berbeda dan penting dalam proses pembentukan tanah, keseimbangan mineral masam dan alkalis sangat menentukan sifat dan perkembangan tanah selanjutnya. Kaitan antara tanah dengan batuan dialam dapat dikatakan bahwa batuan yang berbeda sifat akan menghasilkan ciri tanah yang berbeda pada taraf awal perkembangan, namun akan memiliki sifat yang sama pada tahap lanjut.
Batuan induk yang berbeda mempunyai komposisi mineral yang berbeda dan penting dalam proses pembentukan tanah, keseimbangan mineral masam dan alkalis sangat menentukan sifat dan perkembangan tanah selanjutnya. Kaitan antara tanah dengan batuan dialam dapat dikatakan bahwa batuan yang berbeda sifat akan menghasilkan ciri tanah yang berbeda pada taraf awal perkembangan, namun akan memiliki sifat yang sama pada tahap lanjut.
Proses pelapukan dapat
didefinisikan sebagai proses perubahan batuan yang terjadi akibat pengaruh
langsung atmosfer dan hidrosfer. Proses perubahan dicapai melalui dua proses
utama, yaitu pelapukan fisik dan pelapukan kimia, yang berada dalam sebuah
keseimbangan fisika-kimia baru. Berlangsungnya kedua proses tersebut dapat
dikatakan relatif lambat, tetapi keberadaannya dalam batuan menjadi hal yang
cukup penting dari sudut pandang keteknikan.
Adanya pelapukan pada massa dan material batuan sering mengakibatkan rencana desain suatu struktur bangunan menjadi khas, karena pelapukan umumnya mengakibatkan pula perubahan sifat keteknikannya. Mempelajari pengaruh pelapukan batuan terhadap kondisi batuan dan karakteristik sifat keteknikannya merupakan bagian yang sangat penting dalam investigasi geologi teknik. Maka, dalam upaya mengetahui secara rinci karakteristik sifat keteknikan batuan, studi pengaruh pelapukan batuan terhadap beberapa sifat keteknikannya dapat menjadi parameter masukan yang penting guna menunjang kegiatan perencanaan pembuatan desain perkuatan lereng.
Adanya pelapukan pada massa dan material batuan sering mengakibatkan rencana desain suatu struktur bangunan menjadi khas, karena pelapukan umumnya mengakibatkan pula perubahan sifat keteknikannya. Mempelajari pengaruh pelapukan batuan terhadap kondisi batuan dan karakteristik sifat keteknikannya merupakan bagian yang sangat penting dalam investigasi geologi teknik. Maka, dalam upaya mengetahui secara rinci karakteristik sifat keteknikan batuan, studi pengaruh pelapukan batuan terhadap beberapa sifat keteknikannya dapat menjadi parameter masukan yang penting guna menunjang kegiatan perencanaan pembuatan desain perkuatan lereng.
Salah satu proses yang
dapat mempengaruhi terjadinya pelapukan pada batuan adalah proses bahan organik
(organic processes). Proses bahan organik ini lebih didominasi oleh tumbuhan
yaitu pada akar tumbuhan dan juga hewan sebagai proses tambahan dari bahan
organik yang bisa mempengaruhi proses pelapukan batuan. Akar tumbuhan memiliki
kemampuan yang berkaitan dengan proses pelapukan batuan, dan kemampuan tesebut
diantaranya:
1. Sebagai granulator,
yaitu memperbaiki struktur tanah.
2. Sumber unsur hara N,
P, S, unsur mikro dan lain-lain.
3. Menambah kemampuan
tanah untuk menahan air.
4. Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-
unsur hara (Kapasitas tukar kation tanah
menjadi tinggi).
5. Sumber energi bagi
mikroorganisme.
Dari kemampuan
tersebut, akar tumbuhan bisa mempengaruhi unsur hara dalam tanah maupun unsur
kimia pada batuan. Setelah mempengaruhi unsur kimia pada batuan, akar tumbuhan
bisa lebih mudah memecahkan batuan atau melapukkan batuan. Selain disebabkan
oleh kemampuan akar tumbuhan mempengaruhi unsur kimia pada batuan, pelapukan
juga disebabkan oleh kemampuan akar tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Apabila akar tumbuhan tumbuh dan berkembang dengan baik, batuan yang ada
disekitarnya akan terpengaruh oleh pergerakan akar tumbuhan tersebut dan proses
pergerakan akar tumbuhan ini dapat digolongkan dalam pelapukan mekanik
(mechanical weathering).
Setelah batuan
mengalami pelapukan yang disebabkan oleh proses bahan organik, batuan tersebut
akan mengalami beberapa perubahan pada sifat fisik maupun perubahan pada unsur
kimianya.
A.
PELAPUKAN
FISIK (MEKANIK)
Adalah
proses penghancuran batuan menjadi bagian yang lebih kecil tanpa mengubah suatu
susunan kimia batuan tetapi mengalami perubahan fisik baik bentuk maupun ukurannya
karena pengaruh sinar matahari dan suhu hujan yang berlangsung berulang-ulang
dan dalam kurun waktu tertentu.Batuan yang besar menjadi kecil dan yang kecil
menjadi halus. Yang berubah pada batuan itu hanya secara
fisik saja dan disertai perubahan warna. Pelapukan ini di sebut juga pelapukan
mekanik sebab prosesnya berlangsung secara mekanik. Pelapukan fisik ini dapat menghasilkan
fragment/kristal kecil sampai blok kekar (joint block) yang berukuran besar.
Faktor-faktornya
adalah sebagai berikut:
a. Adanya
perbedaan temperatur yang tinggi
Peristiwa
ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim gurun.
Di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada
siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam
hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara
terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak dan batuan
tersebut pecah menjadi bagian yang lebih kecil. Proses tersebut merupakan proses
alam.(gb.1 di daftar gambar)
b. Pembekuan
air.
Jika
air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan
tekanan, karena tekanan ini batu- batuan menjadi rusak atau pecah pecah.
Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.
Ex:Air
hidroskopis.yaitu air dalam pori-pori yang tidak akan menguap pada musim dingin
beku.
c. Air
garam menjadi kristal.
Prinsipnya
yaitu Air hidroskopis.Tetapi faktor lain yaitu menghasilkan pelapukan karena
unsur kimia garam mempunyai kekuatan untuk penghancur atau perusak.Jika air
tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam akan
mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan
di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai
d. Makhluk Hidup.
Karena
manusia akan menghancurkan muka bumi ini dengan kecanggihan teknologi sekarang
ini (IPTEK) memadai ehingga keinginan manusia mulai memuncak dan harus
terpenuhi.
Jenis
pelapukan fisik:
1. Stress release: batuan yang muncul ke permukaan
bumi melepaskan stress menghasilkan kekar atau retakan yang sejajar permukaan
topografi. Retakan-retakan itu membagi batuan menjadi lapisan-lapisan atau
lembaran (sheet) yang sejajar dengan permukaan topografi. Proses ini sering
disebut sheeting. Ketebalan dari lapisan hasil proses sheeting ini semakin
tebal menjauhi dari permukaan. Proses pelapukan jenis ini sering terjadi pada
batuan beku terobosan yang dekat permukaan bumi.
2. Frost action and hydro-fracturing: pembekuan air dalam batuan. Air
atau larutan lainnya yang tersimpan di dalam pori dan/atau retakan batuan akan
meningkat volumenya sekitar 9% apabila membeku, sehingga ini akan menimbulkan
tekanan yang cukup kuat memecahkan batuan yang ditempatinya. Proses ini tergantung
:
• keberadaan pori dan retakan
dalam batuan
• keberadaan air/cairan dalam
pori
• temperatur yang turun naik
dalam jangka waktu tertentu.
3. Salt weathering: pertumbuhan kristal pada
batuan. Pertumbuhan kristal pada pori batuan sehingga menimbulkan tekanan
tinggi yang dapat merusak/memecahkan batuan itu sendiri.
4. Insolation weathering: akibat pemanasan
dan pendinginan permukaan karena pengaruh matahari. Tentu saja pelapukan jenis
ini akan besar pengaruhnya di daerah yang mengalami perbedaan suhu cukup besar,
misalnya siang (panas) dan malam (dingin)
5. Alternate wetting and drying: pengaruh
penyerapan dan pengeringan dengan cepat.
B.
PELAPUKAN
KIMIA
Pelapukan kimia membuat komposisi
kimia dan mineralogi suatu batuan dapat berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak
oleh air kemudian bereaksi dengan udara (O2 atau CO2), menyebabkan sebagaian
dari mineral itu menjadi larutan. Selain itu, bagian unsur mineral yang lain
dapat bergabung dengan unsur setempat membentuk kristal mineral baru.
Kecepatan pelapukan kimia tergantung
dari iklim, komposisi mineral dan ukuran butir dari batuan yang mengalami
pelapukan. Pelapukan akan berjalan cepat pada daerah yang lembab (humid) atau
panas dari pada di daerah kering atau sangat dingin.
Pelapukan
ini disebut sebagai proses dekomposisi batuan. Pelapukan ini tidak hanya
terjadi perubahan bentuk, tetapi juga terjadi perubahan susunan kimiawinya.
Pada daerah kapur, air hujan yang jatuh disamping membentuk aliran permukaan sebagian lagi juga meresap memasuki celah-celah yang terdapat pada batuan kapur. Batuan kapur mudah terlarut oleh air yang mengandung CO . Pelarutan yang berlangsung secara terus menerus akan terbentuk jaringan rekahan sehingga akan terbentuk aliran bawah tanah. Air hujan lenyap di dalam ponor-ponor yaitu lubang di permukaan batuan kapur yang di dalamnya air hujan dapat mengalir. Selian itu juga dapat terbentuk dolina (akibat aktivitas pelarutan, sehingga di daerah kapur terdapat lekukan pada batuan. Perembesan air hujan yang melarutkan dinding diaklas tegak yang semakin lama bertambah lebar). Pada langit-langit kapur biasanya terdapat rembesan air yang mengandung larutan kapur melalui retakan halus dan kemudian menetes dan jatuh ke dasar gua. Karena air menguap, maka yang tertinggal adalah kristal-kristal kalsit yang menggantung pada langit-langit gua. Fenomena ini disebut stalaktit. Pada stalaktit terdapat pipa di dalamnya. Air yang jatuh pada dasar gua akan menguap juga, akibatnya terbentuklah kristal-kristal kalsit dengan bentuk seperti tongkat yang mencuat dari dasar gua dan disebut dengan stalakmit. Stalaktit dan stalakmit yang terus tumbuh akan membentuk tiang-tiang dalam gua kapur.
Pada daerah kapur, air hujan yang jatuh disamping membentuk aliran permukaan sebagian lagi juga meresap memasuki celah-celah yang terdapat pada batuan kapur. Batuan kapur mudah terlarut oleh air yang mengandung CO . Pelarutan yang berlangsung secara terus menerus akan terbentuk jaringan rekahan sehingga akan terbentuk aliran bawah tanah. Air hujan lenyap di dalam ponor-ponor yaitu lubang di permukaan batuan kapur yang di dalamnya air hujan dapat mengalir. Selian itu juga dapat terbentuk dolina (akibat aktivitas pelarutan, sehingga di daerah kapur terdapat lekukan pada batuan. Perembesan air hujan yang melarutkan dinding diaklas tegak yang semakin lama bertambah lebar). Pada langit-langit kapur biasanya terdapat rembesan air yang mengandung larutan kapur melalui retakan halus dan kemudian menetes dan jatuh ke dasar gua. Karena air menguap, maka yang tertinggal adalah kristal-kristal kalsit yang menggantung pada langit-langit gua. Fenomena ini disebut stalaktit. Pada stalaktit terdapat pipa di dalamnya. Air yang jatuh pada dasar gua akan menguap juga, akibatnya terbentuklah kristal-kristal kalsit dengan bentuk seperti tongkat yang mencuat dari dasar gua dan disebut dengan stalakmit. Stalaktit dan stalakmit yang terus tumbuh akan membentuk tiang-tiang dalam gua kapur.
Beberapa factor yang mendukung
pelapukan kimia:
1.
Iklim tropis
2.
Temperatur rendah
3.
Amplitudo rendah
4.
Kebasahan udara rendah
5.
Curah hujan besar
Jenis
pelapukan kimia:
1. Hidrolisis adalah reaksi antara mineral silikat dan asam (larutan
mengandung ion H+) dimana memungkinkan pelarut mineral silikat dan membebaskan
kation logam dan silika. Mineral lempung seperti kaolin, ilit dan smektit besar
kemungkinan hasil dari proses pelapukan kimia jenis ini (Boggs, 1995).
Pelapukan jenis ini memegang peran terpenting dalam pelapukan kimia.
2. Hidrasi adalah proses penambahan air pada suatu mineral sehingga
membentuk mineral baru. Lawan dari hidrasi adalah dehidrasi, dimana mineral
kehilangan air sehingga berbentuk anhydrous. Proses terakhir ini sangat jarang
terjadi pada pelapukan, karena pada proses pelapukan selalu ada air. Contoh
yang umum dari proses ini adalah penambahan air pada mineral hematit sehingga
membentuk gutit.
Reaksi antara
molekul air dengan senyawa mineral
Contoh:
2 Fe2O3 + 3H2O 2 Fe2O3 3H2O
Hematit Limonit
KAlSi3O8 +
2H2O + O2 Al2Si2O5
(OH)4 + 4SiO2 + ...
Orthoklas Kaolin silikat
Ca SO4 + 2H2O CaSO4 2H2O
Anhidrit Gipsum
3. Oksidasi adalah proses
penambahan valensi positif atau pengurangan valensi negatif. Oksidasi
dapat pula diartikan sebagai reaksi
suatu zat dengan oksigen. Dalam hal ini sebagai zat adalah mineral dalam batuan.Berlangsung pada besi atau mangan
yang pada umumnya terbentuk pada mineral silikat seperti biotit dan piroksen.
Elemen lain yang mudah teroksidasi pada proses pelapukan adalah sulfur,
contohnya pada pirit (Fe2S).
2 Fe2S2 + 2H2O +7O2 2 Fe2SO4 +2H2SO4
4 Fe2 + 3 O2 2 Fe203
(hematit merah)
Asal
besi dari olivin, piroksen, amphibol
Contoh
oksidasi:
4 FeS2 + 11 O2
+ nH2O 2 Fe2O3
nH2O + 8 SO2
Pirit Limonit
Selanjutnya
dapat
terbentuk asam sulfat menurut reaksi:
2 SO2 + O2 2 SO3
2 SO3 + 2 H2O 2 H2SO4 asam sulfat
Asam
sulfat yg terjadi, dapat bereaksi dgn limonit
Fe2O3 nH2O
+ 3 H2 SO4
Fe2(SO4)3 + (n+ 3) SO2
Contoh
lain hasil oksidasi kaya besi adalah:
hematit
(fe2o3) yg berwarna merah
4. Reduksi terjadi dimana kebutuhan oksigen (umumnya oleh jasad hidup)
lebih banyak dari pada oksigen yang tersedia. Kondisi seperti ini membuat besi
menambah elektron dari Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih mudah larut sehingga lebih
mobil, sedangkan Fe3+ mungkin hilang pada sistem pelapukan dalam pelarutan.
5. Pelarutan mineral yang mudah larut seperti kalsit, dolomit dan
gipsum oleh air hujan selama pelapukan akan cenderung terbentuk komposisi yang
baru.
6. Pergantian ion adalah proses dalam pelapukan dimana ion dalam larutan
seperti pergantian Na oleh Ca. Umumnya terjadi pada mineral lempung.
7. Solution
Contoh:
CaCO3
+ 2 H2O + CO2 Ca(HCO3)2
8. Carbonation
Pada
proses ini gas karbon dioksida (CO2) bekerja sebagai faktor pelapuk. Air
yang mengandung gas karbon dioksida memiliki daya pelapuk sangat kuat. Gas karbondioksida yang terkandung dalam air diikat dari udara atau dari sisa tumbuhan setelahmengalami proses humifikasi.
yang mengandung gas karbon dioksida memiliki daya pelapuk sangat kuat. Gas karbondioksida yang terkandung dalam air diikat dari udara atau dari sisa tumbuhan setelahmengalami proses humifikasi.
Batuan
yang paling mudah dilapukkan oleh proses karbonasi adalah batuan kapur (lime
stone). Proses kimia karbonasi dapat dilihat pada persenyawaan di bawah
ini:
CaCO3
+ H2O + CO2 ----> Ca (HCO3)2
CaCO3 = kalsit Ca (HCO3)2 = kalsium bikarbonat
Gejala
atau bentuk - bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
a. Dolina
a. Dolina
Adalah lubang lubang yang berbentuk corong. Dolina
dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat
hampir di semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di
pegunungan seribu.Puncak-puncak pada dolina adalah sisa pelarutan sedangkan
lembah diantaranya adalah dolina yang melebur.
b. Gua dan sungai di dalam Tanah.
Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau
retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang,
karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentuklah
sungai-sungai di dalam tanah.
c. Stalaktit dan Stalakmit
Stalaktit adalah kerucut-kerucut kapur yang
bergantungan pada atap gua.Terbentuk tetesan air kapur dari atas gua.Terbentuk
dari kapur yang tebal akibat udara yang masuk ke dalam goa.Sedangkan stalakmit
adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit
dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua
jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah serta gua Tabuhan dan Gua Gong di
Pacitan,Jawa Timur.
Pelapukan
batuan gamping
Faktor-faktor
yang mengendalikan jumlah dan perbandingan larutan batu gamping.
1. Jumlah
karbondioksida (CO2), yang dikendalikan oleh:
·
Jumlah
atmospheric CO2
·
Jumlah CO2
dalam tanah dan air tanah.
·
Jumlah CO2
dalam gua dan gua besar
·
Temperatur-CO2
lebih mudah dilarutkan/dipecahkan pada temperatur rendah
2. Jumlah
air yang berhubungan dengan batu gamping.
3. Temperatur
air
4. Pergolakan
air
5. Kehadiran
asam organik
6. Kehadiran
timah, besi sulfide, sodium, atau potassium dalam air
Perbandingan
larutan batu gamping
Perbandingan
larutan berbeda. Di Burren, Irlandia bagian barat, kedalaman rata-rata dari
larutan adalah 8 cm di tanah kosong, 10 cm di bawah permukaan tanah, dan 22 cm
di bawah tanah. Ini telah terjadi lebih dari 10.000 tahun terakhir, menunjukkan
rata-rata 15 cm dalam 10.000 tahun atau 0,0152 mm per tahun.
Accelerated Solution
Accelerated
solution terjadi pada kondisi tertentu:
·
Batu yang kedap
berdempetan dengan batu gamping-air dari wilayah nonkarstic mempunyai air yang
agresif dan akan menyebabkan perbandingan larutan di atas rata-rata.
·
Karat
alluvial-larutan yang kuat terjadi oleh air yang melewati alluvium dan pasir
morainic dan batu-batu kerikil.
·
Karat dari
pencampuran-ini terjadi ketika air dari kekerasan yang berbeda bercampur.
·
Pada pinggiran
salju dan padang es-snow meltwater mampu melarutkan lebih banyak batu gamping
daripada air hujan.
·
Penggundulan
batu gamping bertambah karena curah hujan tahunan dan runoff increase.
·
Limestone
weathers lebih cepat di bawah permukaan tanah tertutup dibandingkan di
permukaan kosong.
Kegiatan
manusia mempunyai banyak pengaruh yang kuat di alam dan perbandingan
penggundulan batu gamping :
·
Pembakaran bahan
bakar fosil dan penebangan hutan telah meningkatkan tingkat atmospheric dari
karbondioksida dan dengan demikian pelapukan dari batu gamping mungkin
meningkat.
·
Hujan asam
menambah tingkat keasaman (sulfur dioksida dan nitrogen oksida) di air hujan
·
Pertanian dan
kehutanan mempengaruhi tingkat keasaman tanah dan karbondioksida.
C. PELAPUKAN BIOLOGIS (ORGANIS)
Pelapukan organis sering pula disebut dengan
pelapukan biologi (biological weathering). Pelapukan organis adalah
penghancuran batuan oleh makhluk hidup, seperti tumbuhan, binatang, dan juga
manusia.
Pelapukan tumbuhan terjadi lantaran akar-akar
tumbuhan yang menerobos batuan. Dalam proses penerobosan akar pada batuan,
ujung-ujung akar tersebut mengeluarkan sejenis enzim yang berfungsi
menghancurkan batuan. Melalui proses pergeseran waktu, akar yang membesar akan
memecah dan membelah batuan menjadi beberapa bagian. Menurut pengamatan saya,
akar tumbuhan yang relatif kuat menghancurkan batuan di antaranya adalah
tanaman pinang raja, akasia, dan pilisium. Akar serabut pinang raja yang kuat
dan dalam jumlah banyak, serta meluas mampu mengoyakkan batuan. Bahkan tumbuhan
yang hidup di dekatnya tak mampu hidup dengan normal. Hal ini terjadi karena akar-akar
pinang raja ini akan memenuhi juga lapisan atas tanah (horison A). Dengan hal
tersebut, jelas unsur hara yang ada pada lapisan itu tersedot habis oleh sistem
perakaran pada pinang raja tersebut, hingga tumbuhan lain yang hidup di
sekitarnya tak seberapa memperoleh bagian. Pelaku pelapukan organis dari
tumbuhan ini tidak hanya oleh tumbuhan yang ukurannya besar, namun juga oleh
tumbuhan-tumbuhan
lain yang lebih kecil seperti cendawan, lumut, bahkan juga bakteri.
Pelapukan biologis oleh hewan dilakukan oleh semut,
rayap, cacing, tikus dan sebagainya untuk ukuran hewan kecil sampai kelompok
hewan ukuran besar seperti kerbau, sapi, bahkan gajah. Kelompok binatang yang
kecil merusak batuan dengan membuat lubang kecil untuk berlindung dan mencari
makan. Ayam merusak batuan dengan mengais-ngaiskan kakinya, sedang kelompok
binatang yang lebih besar dengan injakannya dan perilaku lainnya. Hanya perlu
diketahui bahwa pelapukan oleh tumbuhan dan binatang ini intensitas dan
dampaknya relatif kecil.
Pelaku pelapukan biologis yang paling besar
pengaruhnya terhadap pelapukan batuan adalah manusia. Walaupun kekuatan fisik
manusia relatif terbatas, namun lantaran kemampuan akalnya yang tinggi, batuan
bisa hancur berkeping-keping dalam hitungan detik.Penyebabnya
adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang yang
dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga.Dibatu-batu karang
daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.
Pengaruh yang
disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi.
Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah
yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat
asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan menghisap garam makanan.
Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh akar.
Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon,
pembangunan maupun penambangan.
Subscribe to:
Posts (Atom)