Thursday 11 October 2012

Memindahkan aplikasi android ke SD Card tanpa Root

Cara mudah untuk memindahkan aplikasi android ke SD card tanpa root yaitu:
1) pastikan komputer anda sudah terinstall Samsung Kies
2) masuk ke setting>> Applications>> Development>> Centang USB Debugging
3) Download Move To SD dan kemudian ekstrak pada komputer anda
4) hubungkan ponsel anda ke PC dengan kabel USB
5) Jalankan file "Enable Move to SD.bat"
6) Selesai.
7) Anda bisa memindahkan aplikasi yang sebelumnya ada di Phone Memory ke SD Card, dengan cara menuju ke setting aplikasi, kemudian Move to SD Card untuk memindahkan aplikasi tersebut ke SD Card Android anda.

Selamat Mencoba!

Pelapukan


Batuan sebagai bahan dasar pembentukan tanah mengalami proses pelapukan baik secara fisik, kimia maupun biologis sehingga batu-batuan terdesitegrasi menghasilkan bahan induk lepas-lepas. Selanjutnya pelapukan dan dekomposisi akan mengurai bahan induk tanah yang dapat menjadi tubuh tanah.
Batuan induk yang berbeda mempunyai komposisi mineral yang berbeda dan penting dalam proses pembentukan tanah, keseimbangan mineral masam dan alkalis sangat menentukan sifat dan perkembangan tanah selanjutnya. Kaitan antara tanah dengan batuan dialam dapat dikatakan bahwa batuan yang berbeda sifat akan menghasilkan ciri tanah yang berbeda pada taraf awal perkembangan, namun akan memiliki sifat yang sama pada tahap lanjut.
Proses pelapukan dapat didefinisikan sebagai proses perubahan batuan yang terjadi akibat pengaruh langsung atmosfer dan hidrosfer. Proses perubahan dicapai melalui dua proses utama, yaitu pelapukan fisik dan pelapukan kimia, yang berada dalam sebuah keseimbangan fisika-kimia baru. Berlangsungnya kedua proses tersebut dapat dikatakan relatif lambat, tetapi keberadaannya dalam batuan menjadi hal yang cukup penting dari sudut pandang keteknikan.
Adanya pelapukan pada massa dan material batuan sering mengakibatkan rencana desain suatu struktur bangunan menjadi khas, karena pelapukan umumnya mengakibatkan pula perubahan sifat keteknikannya. Mempelajari pengaruh pelapukan batuan terhadap kondisi batuan dan karakteristik sifat keteknikannya merupakan bagian yang sangat penting dalam investigasi geologi teknik. Maka, dalam upaya mengetahui secara rinci karakteristik sifat keteknikan batuan, studi pengaruh pelapukan batuan terhadap beberapa sifat keteknikannya dapat menjadi parameter masukan yang penting guna menunjang kegiatan perencanaan pembuatan desain perkuatan lereng.
Salah satu proses yang dapat mempengaruhi terjadinya pelapukan pada batuan adalah proses bahan organik (organic processes). Proses bahan organik ini lebih didominasi oleh tumbuhan yaitu pada akar tumbuhan dan juga hewan sebagai proses tambahan dari bahan organik yang bisa mempengaruhi proses pelapukan batuan. Akar tumbuhan memiliki kemampuan yang berkaitan dengan proses pelapukan batuan, dan kemampuan tesebut diantaranya:
1. Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah.
2. Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain.
3. Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.
4.  Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara  (Kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi).
5. Sumber energi bagi mikroorganisme.
Dari kemampuan tersebut, akar tumbuhan bisa mempengaruhi unsur hara dalam tanah maupun unsur kimia pada batuan. Setelah mempengaruhi unsur kimia pada batuan, akar tumbuhan bisa lebih mudah memecahkan batuan atau melapukkan batuan. Selain disebabkan oleh kemampuan akar tumbuhan mempengaruhi unsur kimia pada batuan, pelapukan juga disebabkan oleh kemampuan akar tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Apabila akar tumbuhan tumbuh dan berkembang dengan baik, batuan yang ada disekitarnya akan terpengaruh oleh pergerakan akar tumbuhan tersebut dan proses pergerakan akar tumbuhan ini dapat digolongkan dalam pelapukan mekanik (mechanical weathering).
Setelah batuan mengalami pelapukan yang disebabkan oleh proses bahan organik, batuan tersebut akan mengalami beberapa perubahan pada sifat fisik maupun perubahan pada unsur kimianya.

A.    PELAPUKAN FISIK (MEKANIK)
Adalah proses penghancuran batuan menjadi bagian yang lebih kecil tanpa mengubah suatu susunan kimia batuan tetapi mengalami perubahan fisik baik bentuk maupun ukurannya karena pengaruh sinar matahari dan suhu hujan yang berlangsung berulang-ulang dan dalam kurun waktu tertentu.Batuan yang besar menjadi kecil dan yang kecil menjadi halus. Yang berubah pada batuan itu hanya secara fisik saja dan disertai perubahan warna. Pelapukan ini di sebut juga pelapukan mekanik sebab prosesnya berlangsung secara mekanik.  Pelapukan fisik ini dapat menghasilkan fragment/kristal kecil sampai blok kekar (joint block) yang berukuran besar.
Faktor-faktornya adalah sebagai berikut:
a.       Adanya perbedaan temperatur yang tinggi
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim gurun. Di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak dan batuan tersebut pecah menjadi bagian yang lebih kecil. Proses tersebut merupakan proses alam.(gb.1 di daftar gambar)

b.      Pembekuan air.
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu- batuan menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.
Ex:Air hidroskopis.yaitu air dalam pori-pori yang tidak akan menguap pada musim dingin beku.
c.       Air garam menjadi kristal.
Prinsipnya yaitu Air hidroskopis.Tetapi faktor lain yaitu menghasilkan pelapukan karena unsur kimia garam mempunyai kekuatan untuk penghancur atau perusak.Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai

d. Makhluk Hidup.
Karena manusia akan menghancurkan muka bumi ini dengan kecanggihan teknologi sekarang ini (IPTEK) memadai ehingga keinginan manusia mulai memuncak dan harus terpenuhi.

*      Jenis pelapukan fisik:
1.      Stress release: batuan yang muncul ke permukaan bumi melepaskan stress menghasilkan kekar atau retakan yang sejajar permukaan topografi. Retakan-retakan itu membagi batuan menjadi lapisan-lapisan atau lembaran (sheet) yang sejajar dengan permukaan topografi. Proses ini sering disebut sheeting. Ketebalan dari lapisan hasil proses sheeting ini semakin tebal menjauhi dari permukaan. Proses pelapukan jenis ini sering terjadi pada batuan beku terobosan yang dekat permukaan bumi.
2.      Frost action and hydro-fracturing: pembekuan air dalam batuan. Air atau larutan lainnya yang tersimpan di dalam pori dan/atau retakan batuan akan meningkat volumenya sekitar 9% apabila membeku, sehingga ini akan menimbulkan tekanan yang cukup kuat memecahkan batuan yang ditempatinya. Proses ini tergantung :
• keberadaan pori dan retakan dalam batuan
• keberadaan air/cairan dalam pori
• temperatur yang turun naik dalam jangka waktu tertentu.
3.      Salt weathering: pertumbuhan kristal pada batuan. Pertumbuhan kristal pada pori batuan sehingga menimbulkan tekanan tinggi yang dapat merusak/memecahkan batuan itu sendiri.
4.       Insolation weathering: akibat pemanasan dan pendinginan permukaan karena pengaruh matahari. Tentu saja pelapukan jenis ini akan besar pengaruhnya di daerah yang mengalami perbedaan suhu cukup besar, misalnya siang (panas) dan malam (dingin)
5.       Alternate wetting and drying: pengaruh penyerapan dan pengeringan dengan cepat.

B.     PELAPUKAN KIMIA
Pelapukan kimia membuat komposisi kimia dan mineralogi suatu batuan dapat berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air kemudian bereaksi dengan udara (O2 atau CO2), menyebabkan sebagaian dari mineral itu menjadi larutan. Selain itu, bagian unsur mineral yang lain dapat bergabung dengan unsur setempat membentuk kristal mineral baru.
Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari iklim, komposisi mineral dan ukuran butir dari batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan akan berjalan cepat pada daerah yang lembab (humid) atau panas dari pada di daerah kering atau sangat dingin.
Pelapukan ini disebut sebagai proses dekomposisi batuan. Pelapukan ini tidak hanya terjadi perubahan bentuk, tetapi juga terjadi perubahan susunan kimiawinya.
Pada daerah kapur, air hujan yang jatuh disamping membentuk aliran permukaan sebagian lagi juga meresap memasuki celah-celah yang terdapat pada batuan kapur. Batuan kapur mudah terlarut oleh air yang mengandung CO . Pelarutan yang berlangsung secara terus menerus akan terbentuk jaringan rekahan sehingga akan terbentuk aliran bawah tanah. Air hujan lenyap di dalam ponor-ponor yaitu lubang di permukaan batuan kapur yang di dalamnya air hujan dapat mengalir. Selian itu juga dapat terbentuk dolina (akibat aktivitas pelarutan, sehingga di daerah kapur terdapat lekukan pada batuan. Perembesan air hujan yang melarutkan dinding diaklas tegak yang semakin lama bertambah lebar). Pada langit-langit kapur biasanya terdapat rembesan air yang mengandung larutan kapur melalui retakan halus dan kemudian menetes dan jatuh ke dasar gua. Karena air menguap, maka yang tertinggal adalah kristal-kristal kalsit yang menggantung pada langit-langit gua. Fenomena ini disebut stalaktit. Pada stalaktit terdapat pipa di dalamnya. Air yang jatuh pada dasar gua akan menguap juga, akibatnya terbentuklah kristal-kristal kalsit dengan bentuk seperti tongkat yang mencuat dari dasar gua dan disebut dengan stalakmit. Stalaktit dan stalakmit yang terus tumbuh akan membentuk tiang-tiang dalam gua kapur.

Beberapa factor yang mendukung pelapukan kimia:
1.      Iklim tropis
2.      Temperatur rendah
3.      Amplitudo rendah
4.      Kebasahan udara rendah
5.      Curah hujan besar

*            Jenis pelapukan kimia:
1. Hidrolisis adalah reaksi antara mineral silikat dan asam (larutan mengandung ion H+) dimana memungkinkan pelarut mineral silikat dan membebaskan kation logam dan silika. Mineral lempung seperti kaolin, ilit dan smektit besar kemungkinan hasil dari proses pelapukan kimia jenis ini (Boggs, 1995). Pelapukan jenis ini memegang peran terpenting dalam pelapukan kimia.
2. Hidrasi adalah proses penambahan air pada suatu mineral sehingga membentuk mineral baru. Lawan dari hidrasi adalah dehidrasi, dimana mineral kehilangan air sehingga berbentuk anhydrous. Proses terakhir ini sangat jarang terjadi pada pelapukan, karena pada proses pelapukan selalu ada air. Contoh yang umum dari proses ini adalah penambahan air pada mineral hematit sehingga membentuk gutit.
Reaksi antara molekul air dengan senyawa mineral
Contoh:
      2 Fe2O3 + 3H2O           2 Fe2O3  3H2O
            Hematit                        Limonit
      KAlSi3O8 + 2H2O + O2        Al2Si2O5 (OH)4 + 4SiO2 + ...
           Orthoklas                             Kaolin                  silikat
     
      Ca SO4 + 2H2O           CaSO4 2H2O
         Anhidrit                      Gipsum
       

3. Oksidasi adalah proses penambahan valensi positif atau pengurangan valensi negatif. Oksidasi dapat pula diartikan sebagai reaksi  suatu zat dengan oksigen. Dalam hal ini sebagai zat  adalah mineral dalam batuan.Berlangsung pada besi atau mangan yang pada umumnya terbentuk pada mineral silikat seperti biotit dan piroksen. Elemen lain yang mudah teroksidasi pada proses pelapukan adalah sulfur, contohnya pada pirit (Fe2S).
2 Fe2S2 + 2H2O +7O2         2 Fe2SO4 +2H2SO4
      4 Fe2 + 3 O2                   2 Fe203 (hematit merah)
    Asal besi dari olivin, piroksen, amphibol
Contoh oksidasi:
4 FeS2 + 11 O2 + nH2O         2 Fe2O3 nH2O + 8 SO2
                        Pirit                             Limonit
Selanjutnya dapat terbentuk asam sulfat menurut reaksi:
      2 SO2 + O2                         2 SO3
      2 SO3 + 2 H2O                  2 H2SO4    asam sulfat
     
Asam sulfat yg terjadi, dapat bereaksi dgn limonit
Fe2O3 nH2O + 3 H2 SO4         Fe2(SO4)3  + (n+ 3) SO2
Contoh lain hasil oksidasi kaya besi adalah:
hematit (fe2o3) yg berwarna merah

4. Reduksi terjadi dimana kebutuhan oksigen (umumnya oleh jasad hidup) lebih banyak dari pada oksigen yang tersedia. Kondisi seperti ini membuat besi menambah elektron dari Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih mudah larut sehingga lebih mobil, sedangkan Fe3+ mungkin hilang pada sistem pelapukan dalam pelarutan.
5. Pelarutan mineral yang mudah larut seperti kalsit, dolomit dan gipsum oleh air hujan selama pelapukan akan cenderung terbentuk komposisi yang baru.
6. Pergantian ion adalah proses dalam pelapukan dimana ion dalam larutan seperti pergantian Na oleh Ca. Umumnya terjadi pada mineral lempung.
7. Solution  
Contoh:
CaCO3  + 2 H2O + CO2            Ca(HCO3)2
8. Carbonation
Pada proses ini gas karbon dioksida (CO2) bekerja sebagai faktor pelapuk. Air
yang mengandung gas karbon dioksida memiliki daya pelapuk sangat kuat. Gas karbondioksida yang terkandung dalam air diikat dari udara atau dari sisa tumbuhan setelahmengalami proses humifikasi.
Batuan yang paling mudah dilapukkan oleh proses karbonasi adalah batuan kapur (lime stone). Proses kimia karbonasi dapat dilihat pada persenyawaan di bawah ini:
CaCO3 + H2O + CO2 ----> Ca (HCO3)2
 CaCO3 = kalsit Ca (HCO3)2 = kalsium bikarbonat
        
*         Gejala atau bentuk - bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:

a. Dolina
Adalah lubang lubang yang berbentuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan seribu.Puncak-puncak pada dolina adalah sisa pelarutan sedangkan lembah diantaranya adalah dolina yang melebur.
b. Gua dan sungai di dalam Tanah.
Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.

c. Stalaktit dan Stalakmit
Stalaktit adalah kerucut-kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua.Terbentuk tetesan air kapur dari atas gua.Terbentuk dari kapur yang tebal akibat udara yang masuk ke dalam goa.Sedangkan stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah serta gua Tabuhan dan Gua Gong di Pacitan,Jawa Timur.
Pelapukan batuan gamping
Faktor-faktor yang mengendalikan jumlah dan perbandingan larutan batu gamping.
1.   Jumlah karbondioksida (CO2), yang dikendalikan oleh:
·         Jumlah atmospheric CO2
·         Jumlah CO2 dalam tanah dan air tanah.
·         Jumlah CO­2 dalam gua dan gua besar
·         Temperatur-CO2 lebih mudah dilarutkan/dipecahkan pada temperatur rendah
2.   Jumlah air yang berhubungan dengan batu gamping.
3.   Temperatur air
4.   Pergolakan air
5.   Kehadiran asam organik
6.   Kehadiran timah, besi sulfide, sodium, atau potassium dalam air
Perbandingan larutan batu gamping
Perbandingan larutan berbeda. Di Burren, Irlandia bagian barat, kedalaman rata-rata dari larutan adalah 8 cm di tanah kosong, 10 cm di bawah permukaan tanah, dan 22 cm di bawah tanah. Ini telah terjadi lebih dari 10.000 tahun terakhir, menunjukkan rata-rata 15 cm dalam 10.000 tahun atau 0,0152 mm per tahun.
Accelerated Solution
Accelerated solution terjadi pada kondisi tertentu:
·         Batu yang kedap berdempetan dengan batu gamping-air dari wilayah nonkarstic mempunyai air yang agresif dan akan menyebabkan perbandingan larutan di atas rata-rata.
·         Karat alluvial-larutan yang kuat terjadi oleh air yang melewati alluvium dan pasir morainic dan batu-batu kerikil.
·         Karat dari pencampuran-ini terjadi ketika air dari kekerasan yang berbeda bercampur.
·         Pada pinggiran salju dan padang es-snow meltwater mampu melarutkan lebih banyak batu gamping daripada air hujan.
·         Penggundulan batu gamping bertambah karena curah hujan tahunan dan runoff increase.
·         Limestone weathers lebih cepat di bawah permukaan tanah tertutup dibandingkan di permukaan kosong.

Kegiatan manusia mempunyai banyak pengaruh yang kuat di alam dan perbandingan penggundulan batu gamping :
·         Pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan hutan telah meningkatkan tingkat atmospheric dari karbondioksida dan dengan demikian pelapukan dari batu gamping mungkin meningkat.
·         Hujan asam menambah tingkat keasaman (sulfur dioksida dan nitrogen oksida) di air hujan
·         Pertanian dan kehutanan mempengaruhi tingkat keasaman tanah dan karbondioksida.

C.     PELAPUKAN BIOLOGIS (ORGANIS)
Pelapukan organis sering pula disebut dengan pelapukan biologi (biological weathering). Pelapukan organis adalah penghancuran batuan oleh makhluk hidup, seperti tumbuhan, binatang, dan juga manusia.
Pelapukan tumbuhan terjadi lantaran akar-akar tumbuhan yang menerobos batuan. Dalam proses penerobosan akar pada batuan, ujung-ujung akar tersebut mengeluarkan sejenis enzim yang berfungsi menghancurkan batuan. Melalui proses pergeseran waktu, akar yang membesar akan memecah dan membelah batuan menjadi beberapa bagian. Menurut pengamatan saya, akar tumbuhan yang relatif kuat menghancurkan batuan di antaranya adalah tanaman pinang raja, akasia, dan pilisium. Akar serabut pinang raja yang kuat dan dalam jumlah banyak, serta meluas mampu mengoyakkan batuan. Bahkan tumbuhan yang hidup di dekatnya tak mampu hidup dengan normal. Hal ini terjadi karena akar-akar pinang raja ini akan memenuhi juga lapisan atas tanah (horison A). Dengan hal tersebut, jelas unsur hara yang ada pada lapisan itu tersedot habis oleh sistem perakaran pada pinang raja tersebut, hingga tumbuhan lain yang hidup di sekitarnya tak seberapa memperoleh bagian. Pelaku pelapukan organis dari tumbuhan ini tidak hanya oleh tumbuhan yang ukurannya besar, namun juga oleh tumbuhan-tumbuhan lain yang lebih kecil seperti cendawan, lumut, bahkan juga bakteri.
Pelapukan biologis oleh hewan dilakukan oleh semut, rayap, cacing, tikus dan sebagainya untuk ukuran hewan kecil sampai kelompok hewan ukuran besar seperti kerbau, sapi, bahkan gajah. Kelompok binatang yang kecil merusak batuan dengan membuat lubang kecil untuk berlindung dan mencari makan. Ayam merusak batuan dengan mengais-ngaiskan kakinya, sedang kelompok binatang yang lebih besar dengan injakannya dan perilaku lainnya. Hanya perlu diketahui bahwa pelapukan oleh tumbuhan dan binatang ini intensitas dan dampaknya relatif kecil.
Pelaku pelapukan biologis yang paling besar pengaruhnya terhadap pelapukan batuan adalah manusia. Walaupun kekuatan fisik manusia relatif terbatas, namun lantaran kemampuan akalnya yang tinggi, batuan bisa hancur berkeping-keping dalam hitungan detik.Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga.Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.
Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.